Leta Kepasa dalam Upacara Membuka Kebun Baru Masyarakat Kampung Lewoawang: Kajian Ekolinguistik

Authors

  • Bartoldus Sora Leba Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka, Indonesia
  • Fransiska Jone Mare Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.37985/jer.v5i4.1914

Keywords:

Leta Kepasa, Pola Sintaksis, Makna Semantis, Model Dialog, Dimensi Praksis Sosial

Abstract

Tujuan penelitian adalah menemukan pola sintaksis, makna semantis, serta bentuk dan makna dialog ungkapan leta kepasa. Hal ini didasarkan pada dua konsep kajian Ekolinguistik, yakni lingkungan bahasa dan bahasa lingkungan. Data penelitian deskriptif kualitatif ini bersumber dari masyarakat Desa Lewoawang, Kabupaten Flores Timur. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dengan teknik rekam catat dan dianalisis dalam tiga tahap, yakni reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian adalah (1) penggunaan kalimat deklaratif dan imperatif, (2) terkandung makna semantis konotatif, (3) model dialog lingkungan TOPOS (ruang, waktu, tempat) melibatkan empat konstituen, yakni (S1) ketua adat (penutur); (s2) pemilik ladang (mitra tutur); (S3) pihak yang terlibat (konsumen); (O) ladang (objek), dan (4) dimensi praksis sosial yang melatarbelakangi lingkungan TOPOS, yakni dimensi ideologis (keyakinan total kepada Lera Wulan Tana Ekan dan kemampuan mempelajari iklim dan musim), sosiologis (keharmonisan hidup manusia, sesama dan ciptaan lainnya), dan biologis (tanah, air, udara yang memberikan kehidupan).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Al-Gayoni, Y. U. (2010). Mengenal Ekolinguistik. https://Yusradiusmanalgayoni.Blogspot.Com/2010/05/. https://yusradiusmanalgayoni.blogspot.com/2010/05/

Bundsgaard, J., & Steffensen, S. (2000). The Dialectics of Ecological Morphology -or the Morphology of Dialectics. Dialectal Ecolinguistics: Three Essays for the Symposium 30 Years of Language and Ecology in Graz, January 2002, 8–34.

Fill, A., & Mühlhäusler, P. (2006). The Ecolinguistics Reader: Language, Ecology and Environment. In The Ecolinguistics Reader: Language, Ecology and Environment. https://doi.org/10.1080/14664200308668051

Mbete, A. M. (2017). Pembelajaran Bahasa Berbasis Lingkungan: Perspektif Ekolinguistik. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(2), 352–364. https://doi.org/10.22225/jr.1.2.40.352-364

Muzaiyanah. (2015). Jenis Makna Dan Perubahan Makna. Wardah, 25, 145–152.

Parji, R. P., & Prihandini, A. (2023). Makna Denotatif Dan Konotatif Empat Kutipan Milik Sage Pada Permainan Valorant: Kajian Semantik. Mahadaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 3(1), 85–94. https://doi.org/10.34010/mhd.v3i1.7617

Sri Puji Astuti. (2017). Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia. NUSA Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, 12(4), 206–215.

Subiyanto, A. (2013). Ekolinguistik : Model Analisis. HUMANIKA, 18(2). https://doi.org/https://doi.org/10.14710/humanika.18.2.

Downloads

Published

2024-12-11

How to Cite

Leba, B. S., & Mare, F. J. (2024). Leta Kepasa dalam Upacara Membuka Kebun Baru Masyarakat Kampung Lewoawang: Kajian Ekolinguistik . Journal of Education Research, 5(4), 6055–6061. https://doi.org/10.37985/jer.v5i4.1914

Issue

Section

Articles

Categories

Citation Check